TRENDING

 

Kisah Cinta Karman dan Yuniara Viral: Perbedaan Usia 41 Tahun Tak Jadi Penghalang

KABARTAPANULI.COM - Cirebon – Kisah cinta Karman, mantan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Plered, Cirebon, Jawa Barat, mendadak viral di media sosial. Hal ini karena pria yang akrab disapa Haji Maman tersebut menikahi mantan siswinya, Yuniara, yang memiliki perbedaan usia 41 tahun. Karman lahir pada tahun 1956, sedangkan Yuniara lahir pada 1997.

Pasangan ini menikah pada 23 Februari 2023, dan kebersamaan mereka kerap menjadi sorotan warganet, terutama setelah video-video romantis mereka diunggah di media sosial.

Perjalanan Cinta Karman dan Yuniara

Kisah cinta Karman dan Yuniara terjalin secara tak terduga. Karman, yang pernah menjadi guru Yuniara di SMP Negeri 1 Plered pada tahun 2013, saat itu masih berstatus suami dengan tiga anak dan dua cucu. Namun, setelah istrinya meninggal pada tahun 2021, Karman bertemu kembali dengan Yuniara pada tahun 2022, setelah Yuniara pulang ke Cirebon usai menyelesaikan studinya di Amikom Yogyakarta.

Keduanya mulai menjalin komunikasi intens, dan setelah merasa cocok satu sama lain, mereka memutuskan untuk menikah pada awal 2023. Meskipun perbedaan usia yang sangat jauh menjadi tantangan besar, Karman berhasil meyakinkan orangtua Yuniara bahwa cinta mereka tulus. Akhirnya, mereka mendapatkan restu dan melangsungkan pernikahan.

Viral di Media Sosial

Romantisme Karman dan Yuniara terus menarik perhatian publik, terutama setelah Yuniara aktif membagikan momen kebersamaan mereka di media sosial, khususnya di akun TikTok @misyouniarr. Salah satu unggahan yang viral adalah ketika Yuniara memamerkan foto maternity, di mana ia dan Karman mengenakan busana senada berwarna coklat muda. Dalam salah satu foto, Karman terlihat mencium perut istrinya yang tengah hamil, memancarkan momen bahagia mereka sebagai pasangan suami istri yang sedang menantikan kelahiran anak pertama.

Warganet pun memberikan beragam komentar terhadap hubungan mereka. Meski beberapa mengkritik perbedaan usia yang begitu jauh, banyak juga yang memberikan dukungan dan doa agar pasangan ini selalu sehat dan bahagia. Salah satu komentar dari akun @emb*** berbunyi, "Tak memandang usia yang penting hidup bahagia, no 1..samawa Mbk...sehat-sehat bumil aku juga bumil HPL Agustus sehat-sehat kita."

Perjuangan Mencari Restu dan Kehidupan Harmonis

Perbedaan usia yang signifikan antara Karman dan Yuniara awalnya menimbulkan tantangan besar, terutama dalam memperoleh restu dari orangtua Yuniara. Namun, setelah Karman menjelaskan niat baiknya, keluarga akhirnya merestui hubungan mereka. Kini, keduanya hidup harmonis dan kerap membagikan momen romantis di media sosial.

Karman sendiri dikenal sebagai sosok yang sabar dan penyayang, seperti yang diungkapkan Yuniara di salah satu unggahannya. “Alhamdulillah hadiah dari Allah untuk aku setelah menikah. Punya suami yang super duper baiknya. Gak pernah marah dan selalu sabar sama aku,” tulisnya, menggambarkan betapa ia bahagia menjalani kehidupan bersama Karman.

Lahirnya Buah Hati

Pada bulan September 2024, Yuniara melahirkan anak pertama mereka yang diberi nama Rafki Aulian Syukriansyah. Momen ini juga sempat dibagikan di media sosial, disertai ucapan syukur dan kebahagiaan dari pasangan tersebut. Video-video terkait kelahiran anak mereka telah ditonton lebih dari 23 juta kali di TikTok, dan mendapat berbagai respons positif dari para pengikut mereka.

Kisah cinta Karman dan Yuniara, meski penuh tantangan, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka membuktikan bahwa perbedaan usia bukanlah penghalang bagi cinta sejati. Kini, mereka menjalani kehidupan bahagia bersama putra mereka dan terus mendapatkan dukungan dari keluarga serta warganet yang mengikuti perjalanan cinta mereka.

 

Indah Saragih, WNI Asal Medan, Tewas di Tangan Suaminya di Albania

KABARTAPANULI.COM - Medan – Kabar tragis datang dari Albania, di mana seorang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Medan, Indah Lilis Sartika Saragih, ditemukan tewas dibunuh oleh suaminya, James Wertz, yang merupakan warga negara Amerika Serikat. Setelah membunuh Indah, James Wertz kemudian bunuh diri di samping jasad istrinya.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia, Bulgaria, mengonfirmasi kabar duka tersebut pada Selasa (10/9/2024). “KBRI Sofia menerima informasi bahwa seorang WNI atas nama Indah Lilis Sartika Saragih meninggal dunia di Tirana, Albania. Almarhumah meninggal karena dibunuh oleh suaminya, WN Amerika Serikat. Suaminya tersebut kemudian bunuh diri,” ungkap Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI.

Koordinasi dengan Otoritas Albania

Saat ini, pihak KBRI Sofia telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menangani kasus ini dan memproses pemulangan jenazah. Namun, kepolisian Albania masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif dan detail dari pembunuhan tersebut. Oleh karena itu, jenazah Indah belum dapat dipulangkan ke Indonesia.

“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga di Medan, tetapi pemulangan jenazah masih harus menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian Albania,” jelas Judha.

Tewas Dijerat Tali

Insiden yang mengguncang komunitas diaspora Indonesia di Eropa ini pertama kali dilaporkan oleh media Albania, Voxx. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa James Wertz membunuh Indah dengan cara mencekik menggunakan tali. Setelah melakukan pembunuhan, James meninggalkan pesan bertuliskan, "Sorry, I can not make it," sebelum akhirnya bunuh diri.

Beberapa sumber dari komunitas diaspora Indonesia di Tirana menyebut bahwa Indah dikenal sebagai pribadi yang sangat tertutup. Salah satu warga Indonesia yang tinggal di Tirana, Maya, mengungkapkan bahwa Indah hanya bisa dikunjungi ketika suaminya tidak ada di rumah.

“Kalau berkunjung ke rumahnya, baru boleh kalau suaminya tidak ada di rumah,” ujar Maya, Senin (19/8/2024). Ia juga menyebut bahwa Indah jarang menggunakan media sosial, dan akun Facebook-nya pun dikunci.

Kehidupan di Tirana dan Komunitas Diaspora Indonesia

Indah Saragih adalah seorang Kristen yang memiliki anjing peliharaan. Ia merupakan bagian dari komunitas diaspora Indonesia di Tirana, yang berjumlah sekitar 50 orang. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pemijat di spa atau sebagai pramusaji di restoran. Maya mengungkapkan bahwa meskipun sering diundang untuk berkumpul dengan komunitas, Indah jarang ikut serta dalam kegiatan sosial.

“Ada sedikit kegiatan sosial di kalangan kami, dan saya sering mengajak Ibu Indah untuk berkumpul, tetapi jarang berhasil,” tambah Maya.

Koordinasi KBRI dengan Diaspora Indonesia

KBRI Bulgaria, yang menangani urusan konsuler untuk Albania, telah melakukan koordinasi dengan diaspora Indonesia di Tirana serta Kementerian Luar Negeri RI untuk menangani kasus ini. “Kami sedang berkoordinasi dengan diaspora Indonesia di Tirana dan Kementerian Luar Negeri RI,” kata Mekar, seorang diplomat dari KBRI Bulgaria.

Kasus pembunuhan ini mengingatkan pada insiden serupa yang menimpa Josepha Hestiningtyas, seorang WNI yang tinggal di Jerman. Josepha juga tewas dibunuh oleh suaminya pada bulan sebelumnya, dan suaminya kemudian bunuh diri setelah melakukan aksi keji tersebut.

Tragedi ini menambah daftar panjang kekerasan domestik yang dialami oleh WNI di luar negeri, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan dan penanganan kasus kekerasan terhadap WNI yang tinggal di luar negeri.

 

Viral! Mahasiswa Universitas Mulawarman Dipukul Paspampres Usai Foto Bersama Presiden Jokowi

KABARTAPANULI.COM - Samarinda – Nama Yulianus Agung Ngindi Ate, seorang mahasiswa hukum Universitas Mulawarman, menjadi sorotan publik setelah dirinya mengaku dihajar oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) usai berfoto dengan Presiden Joko Widodo. Insiden tersebut terjadi pada Minggu malam (8/9/2024) di Samarinda, Kalimantan Timur.

Yulianus, yang dengan antusias mendekati Presiden Jokowi untuk berswafoto, tidak menyangka bahwa tindakannya akan berujung pemukulan oleh Paspampres. Dalam video pengakuannya yang viral di media sosial, ia menceritakan bahwa Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan dirinya yang meminta foto. Namun, beberapa saat setelah berhasil berfoto, Paspampres menghantamnya.

"Saya dihantam, saya dipukul sama pasukan presiden tadi, hanya karena foto sama presiden," ujar Yulianus dalam video yang diunggah ke media sosial. Ia pun menyayangkan tindakan keras Paspampres tersebut, mengingat Presiden Jokowi adalah presiden rakyat Indonesia.

Yulianus menceritakan kejadian tersebut terjadi saat Presiden Jokowi menghadiri acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXX Tahun 2024 di Kota Samarinda. Setelah selesai mengikuti acara, Yulianus berinisiatif untuk mendekati Jokowi dan meminta berfoto bersama. Namun, setelah foto diambil, Paspampres mendekatinya dan memukulnya.

"Untung saya enggak mati, hantaman itu keras. Pak Presiden aja enggak masalah. Masak saya dihantam sama Paspampres," tambah Yulianus dalam video yang viral.

Video Pengakuan Viral di Media Sosial

Kejadian tersebut menjadi viral setelah Yulianus membagikan pengalamannya di akun Instagram pribadinya, @agung_q114. Ia mengungkapkan rasa kecewanya terhadap tindakan Paspampres, meskipun ia sudah meminta maaf atas aksinya yang menerobos ring 1 untuk mendekati Presiden.

"Saya tahu mungkin saya salah dalam meminta foto atau menerobos, tapi setelah kejadian itu saya sudah meminta maaf tiga kali kepada Paspampres itu. Masa saya harus dipukul?" tulis Yulianus dalam unggahannya.

Video pengakuan Yulianus yang diunggah di media sosial juga menampilkan momen saat seorang anggota Paspampres menegurnya. "Kamu jangan kayak gitu, ya," kata salah satu aparat keamanan kepada Yulianus, yang terdengar dalam video tersebut.

Yulianus: "Saya Hanya Bangga dengan Presiden Jokowi"

Dalam unggahannya di media sosial, Yulianus menyatakan bahwa ia merasa bangga dapat berfoto dengan Presiden Jokowi. Namun, ia sangat menyayangkan perlakuan Paspampres terhadap dirinya, yang menurutnya tidak seharusnya terjadi pada seorang warga negara yang hanya ingin bertemu dengan pemimpinnya.

"Saya hanya bangga dan bersyukur dengan Presiden Jokowi, tapi saya tidak setuju dengan perlakuan Paspampres terhadap saya. Saya orang berpendidikan juga, kalau sudah ditegur saya mengerti, jangan sampai main tangan," tulis Yulianus.

Unggahan Yulianus mendapat banyak perhatian dan simpati dari netizen. Banyak yang mengkritik tindakan Paspampres yang dinilai berlebihan terhadap mahasiswa tersebut, meskipun Yulianus sudah menunjukkan itikad baik dengan meminta maaf.

Siapa Yulianus Agung?

Yulianus Agung Ngindi Ate adalah mahasiswa hukum Universitas Mulawarman di Samarinda, Kalimantan Timur. Selain aktif sebagai mahasiswa, ia juga cukup aktif di media sosial dengan akun Instagram @agung_q114, yang kini memiliki ratusan pengikut. Yulianus juga memiliki akun YouTube dengan nama "Yulianus Agung Ngindi Ate," di mana ia kerap membagikan video dan konten seputar kehidupan sehari-harinya.

Kejadian ini menjadi sorotan besar di media sosial, mengundang perdebatan mengenai batasan pengamanan yang diterapkan oleh Paspampres terhadap masyarakat yang ingin berinteraksi dengan pemimpin negara. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana atau Paspampres terkait insiden ini.

 

Polisi Buru 8 Pelaku Penyekapan dan Pemerkosaan Siswi SMA di Labuhanbatu

KABARTAPANULI.COM - Labuhanbatu – Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Labuhanbatu terus memburu delapan pelaku yang diduga terlibat dalam kasus penyekapan dan pemerkosaan terhadap seorang siswi SMA berinisial RCV (17), warga Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Hingga saat ini, pihak kepolisian baru berhasil menangkap dua pelaku yang terlibat dalam aksi keji tersebut.

Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Teuku Rivanda Ikhsan menyatakan bahwa pihaknya masih terus mencari keberadaan delapan orang lainnya. "8 orang lagi yang masih kami cari," ujar Teuku Rivanda, Senin (9/9/2024).

Dua pelaku yang telah diamankan adalah PIJ (21), seorang karyawan swasta asal Dusun Aek Mardua, Desa Bandar Tinggi, Kecamatan Bilah Hulu, dan SZ (23) dari Desa Pondok Indomie, Kecamatan Bilah Hulu. PIJ diduga merupakan mantan kekasih korban, yang berperan penting dalam memperkenalkan korban kepada pelaku utama dan juga terlibat langsung dalam aksi pemerkosaan tersebut bersama delapan orang lainnya.

"Pelaku PIJ adalah mantan kekasih korban, dia juga yang memberikan nomor korban kepada pelaku utama," jelas Teuku Rivanda.

Video Kekerasan terhadap Terduga Pelaku Beredar

Sebelumnya, beredar video di media sosial X (dulu Twitter) yang menunjukkan dua pria sedang dihajar massa karena diduga terlibat dalam kasus penculikan dan pemerkosaan terhadap korban. Dalam video yang diunggah akun @sutanmangara pada Minggu (8/9/2024), terlihat puluhan warga yang memukuli kedua terduga pelaku hingga mereka terduduk di lantai, menutup kepala dengan kedua tangan mereka.

Akun tersebut juga menyebut bahwa korban disekap dan diperkosa bergilir oleh sepuluh pria di dua lokasi berbeda, yakni di sebuah rumah sewa dan area perkebunan kelapa sawit.

Korban Berhasil Ditemukan Setelah Mengirim Lokasi

Kasi Humas Polres Labuhanbatu AKP Syafrudin menjelaskan, kejadian ini bermula pada Jumat malam (6/9/2024), ketika korban tidak kunjung pulang ke rumah. Keluarga korban yang khawatir akhirnya menerima lokasi terakhir korban melalui fitur berbagi lokasi dari salah satu teman korban.

Korban akhirnya ditemukan di sebuah warung di Kampung Sipirok, Kelurahan Bakaran Batu. Di sana, korban mengakui bahwa dirinya telah disekap dan diperkosa bergilir oleh para pelaku di dua lokasi berbeda, yaitu di sebuah rumah dan area perkebunan kelapa sawit.

"Korban mengaku disekap dan menjadi korban persetubuhan oleh belasan pria di dua lokasi tersebut," ujar AKP Syafrudin.

Polisi Berjanji Tindak Tegas Para Pelaku

Setelah mendengar pengakuan korban, keluarga korban beserta warga setempat melakukan pengintaian di rumah yang disebut oleh korban pada Sabtu malam (7/9/2024). Kedua pelaku kemudian berhasil disergap dan sempat menjadi sasaran kemarahan massa yang geram dengan tindakan biadab mereka.

Saat ini, Polres Labuhanbatu terus melakukan penyelidikan untuk mengejar para pelaku lainnya. "Kami akan bertindak tegas dalam kasus ini. Pengamanan dua pelaku adalah langkah awal untuk mengungkap seluruh pelaku yang terlibat dalam kejahatan ini," tegas AKP Syafrudin.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas setiap bentuk kejahatan, terutama yang melibatkan tindak kekerasan seksual.

Monika Hutauruk, Korban Pembunuhan di Taput Dikenal sebagai Dosen dan Pengawas Asrama yang Baik

KABARTAPANULI.COM - Tapanuli Utara, Sumatera Utara — Yayasan Akademi Keperawatan (Akper) Tarutung tengah berduka setelah salah satu pengawas asrama sekaligus dosen mereka, Monika Hutauruk (45), ditemukan tewas akibat dugaan pembunuhan. Monika dikenal sebagai sosok yang baik, disiplin, dan penuh perhatian terhadap pendidikan dan mahasiswa yang ia bimbing.

Ketua Yayasan Akper Tarutung, Dintar Hutabalian, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terkejut dan heran atas peristiwa tragis ini. Menurutnya, Monika adalah seorang pendidik yang berdedikasi dan sangat jarang menyusahkan orang lain. Ia mengakui, sulit untuk menemukan pengganti yang memiliki kualitas seperti Monika.

"Dia adalah sosok pendidik yang bekerja dengan bagus dan rajin. Dia itu tidak pernah menyusahkan. Kita masih merasa sangat sedih, karena kita sudah dapatkan sosok seperti dia terlepas dari apa yang terjadi padanya," ujar Dintar pada Senin (2/9/2024).

Monika ditemukan meninggal dunia di Jalan Kolonel Liberty Malau, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, pada Jumat (30/8/2024) pukul 13.00 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Monika tewas setelah diduga dibunuh oleh pasangan sesama jenisnya, Boy Sandi Hutauruk (38).

Menurut Dintar, pada saat kejadian, kampus Akper Tarutung sedang dalam masa libur, sehingga tidak ada dosen maupun mahasiswa yang berada di asrama. Monika yang juga berperan sebagai pengawas asrama, dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan sangat memperhatikan para mahasiswa.

"Dia adalah sosok disiplin. Kalau sebagai pendidik, ia memiliki jadwal untuk mengajar. Kalau lagi aktif perkuliahan, dia masuk ke kelas," tambah Dintar.

Dengan adanya peristiwa ini, pihak yayasan berencana untuk berdiskusi dengan mahasiswa yang merasa terganggu atau trauma atas kejadian tersebut. Dintar menegaskan, yayasan akan mencari solusi terbaik bagi mahasiswa yang merasa tidak nyaman dengan situasi ini, termasuk kemungkinan pemindahan asrama.

Monika Hutauruk telah lama mengabdi di yayasan tersebut, dan kesehariannya dihabiskan di asrama karena perannya sebagai pengawas. Peristiwa ini membuat yayasan merasa shock dan dalam duka mendalam.

"Kami masih merasa shock mendengar berita itu. Kami tidak menyangka bakal seperti ini menimpa dia. Karena dia itu orang baik, di luar prediksi kami," tuturnya.

Di sisi lain, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ini. Kasat Reskrim Polres Tapanuli Utara, AKP Delianto Habeahaan, menjelaskan bahwa korban ditemukan terlentang dengan darah keluar dari hidung dan mulut. Berdasarkan hasil visum, diduga kuat bahwa tewasnya korban adalah akibat perbuatan tindak pidana.

"Setelah mendapat laporan itu, petugas kita pun langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Saat tiba di TKP, korban ditemukan dengan posisi terlentang dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut," ujar AKP Delianto Habeahaan.

Awalnya, keluarga korban menduga bahwa kematian Monika disebabkan oleh penyakit jantung, mengingat ia sudah memasang ring jantung. Namun, pihak kepolisian mengupayakan agar tetap dilakukan autopsi demi kepentingan penyidikan. Hasil penyelidikan akhirnya mengarah kepada pelaku, Boy Sandi Hutauruk, yang berhasil ditangkap pada Sabtu (31/8/2024).

Boy Sandi kemudian mengakui perbuatannya, bahwa ia telah membunuh Monika. Hingga saat ini, proses hukum terhadap pelaku masih berjalan, dan pihak kepolisian berjanji akan menuntaskan kasus ini secepat mungkin.

Polres Tebing Tinggi Gagalkan Peredaran 30 Kg Sabu dan 30 Ribu Pil Ekstasi, Dua Pelaku Ditangkap

KABARTAPANULI.COM - Tebing Tinggi, Sumatera Utara — Personel Polres Tebing Tinggi berhasil menggagalkan peredaran narkotika dalam jumlah besar, yakni 30 kilogram sabu dan 30 ribu pil ekstasi, dalam sebuah operasi yang berlangsung pada Rabu (21/8/2024) dini hari. Dalam operasi tersebut, dua pelaku berinisial E dan SG yang merupakan warga Kota Tanjung Balai berhasil diamankan.

Kapolres Tebing Tinggi, AKBP Andreas Tampubolon, mengungkapkan bahwa penangkapan ini dilakukan oleh Satuan Reserse Narkoba setelah mendapatkan informasi tentang adanya pengiriman narkoba dari Kota Tanjung Balai melalui Jalan Lintas Sumatera, Ledong Timur, Kabupaten Asahan.

"Petugas Sat Resnarkoba berhasil membekuk dua orang pelaku berinisial E dan SG yang merupakan penduduk Kota Tanjung Balai," ujar AKBP Andreas Tampubolon dalam keterangannya, Sabtu (31/8/2024).

Informasi yang diterima kepolisian menyebutkan bahwa narkoba tersebut dibawa menggunakan sepeda motor tanpa pelat kendaraan. Petugas yang sudah bersiaga di lokasi segera melakukan pemeriksaan ketika pelaku melintasi area tersebut.

"Saat dilakukan pemeriksaan di TKP, petugas berhasil mendapatkan barang bukti narkoba jenis sabu seberat 10 kilogram dan pil ekstasi sebanyak 30 ribu butir serta sepucuk senjata airgun," jelas Andreas.

Selain narkoba, satu pucuk senjata jenis airgun juga disita dari para pelaku. Senjata tersebut diduga digunakan oleh pelaku sebagai alat perlindungan diri selama proses pengiriman barang haram tersebut.

Kasat Resnarkoba, AKP Winugraha Paramaartha, menambahkan bahwa hasil interogasi awal terhadap kedua pelaku mengarah kepada seorang pemasok utama berinisial A, yang saat ini masih dalam proses penyelidikan. Winugraha tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan jaringan internasional dalam kasus ini.

"Masih kami lakukan pendalaman terhadap kasus ini, dan tidak menutup kemungkinan merupakan jaringan internasional Malaysia-Sumatra," kata AKP Winugraha Paramaartha.

Kasus ini masih terus dikembangkan oleh pihak kepolisian untuk mengungkap jaringan yang lebih luas dan menangkap pelaku lain yang terlibat. Kedua pelaku yang saat ini sudah ditahan di Polres Tebing Tinggi akan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang mengancam pelaku dengan hukuman penjara maksimal seumur hidup atau bahkan hukuman mati.

Pengungkapan kasus ini menambah panjang daftar upaya kepolisian dalam memberantas peredaran narkotika di wilayah Sumatera Utara, yang kerap menjadi jalur strategis bagi penyelundupan narkoba dari luar negeri. Kepolisian terus berkomitmen untuk memberantas peredaran narkoba dan melindungi generasi muda dari bahaya zat-zat terlarang tersebut.